Cerita
tetangga sebelah rumah……
Ada
pepatah yang mengatakan ”ketika anda jatuh cinta pada seseorang, maka anda
menganggap di dunia ini hanya ada satu orang, yang lainnya kost”. Dari pepatah
sederhana ini dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang terpenting dalam hidup
seseorang. Karena orang yang anda cintai itu adalah hal terpenting dalam hidup
anda maka anda bersedia melakukan apa saja demi dia, anda sama sekali tidak
merasa berkorban.
Apakah
anda merasa berkorban ketika anda harus membuang Rp. 5.000. untuk mendapatkan
Rp. 5.000.000? Tentu tidak bukan?, Rp. 5.000.000 jauh lebih bernilai dibanding
Rp. 5.000, karena itu anda tidak ragu-ragu melepaskan Rp. 5000 untuk mendapat
Rp. 5.000.000.
Ada
suatu ilustrasi, tentang seorang wanita karier yang meninggalkan kariernya yang
sedang menanjak pesat demi merawat suaminya yang terserang kanker. Kemudian
temannya berkata ”wah pengorbanan kamu hebat sekali”. Wanita karier itu marah
dan tersinggung. Bagi wanita karier yang sangat mencintai suaminya itu,
suaminya jauh lebih bernilai dibanding kariernya, karena itu dia tidak ragu-ragu
meninggalkan kariernya demi suaminya. Jika wanita karier tersebut senang dengan
komentar temannya berarti dia menyetujui bahwa kariernya jauh lebih penting
dibanding suaminya, dan dia akan merasa berkorban meninggalkan kariernya
untukmerawat suaminya.
Lantas
mengapa anda merasa berkorban? ini salah satu kemungkinan: di satu pihak apa
yang bernilai telah berubah dalam hidup anda, misalnya orang yang tadinya
sangat penting di mata anda, sekarang tidak lagi penting. Namun anda ”terjebak”
dan ”terpaksa” untuk harus tetap menempatkandiadalam posisipenting.
Jadi
perasaan berkorban mengatakan dua hal tentang diri anda:
Apa
yang menurut anda bernilai dalam hidup anda telah berubah. Hal hal atau
orang-orang yang dahulu anda anggap bernilai, sekarang tidak atau telah
berkurang nilainya dibanding hal-hal atau orang-orang lain.
Anda
merasa tidak bebas memilih, atau ”terjebak” dalam situasi yang membuat anda
tidak bebas memilih. Anda terpaksa atau dipaksa untuk membuang/melepaskan
sesuatu yang dimata anda bernilai untuk sesuatu yang kurang bernilai. Perasaan
terpaksa ini anda nyatakan dalam bahasa ”pengorbanan”
Kembali
ke contoh orang yang jatuh cinta di atas. Mungkin setelah beberapa tahun,
kekasihnya tersebut tidak lagi seberapa bernilai dibanding ketika baru jatuh
cinta. Kariernya mungkin dianggap lebih bernilai di banding pacarnya. Dia mulai
merasa berkorban ketika harus meninggalkan pekerjaannya demi menemani pacarnya.
Mungkin yang tadinya anda menganggap “yang lain kost” sekarang justru anda
menganggap pacar anda adalah “penumpang gelap” yang menghalangi anda untuk
mencapai hal-hal yang anda anggap penting. Tidak heran dan saya temukan
berkali-kali ketika seseorang mulai sering mengatakan betapa dia telah
berkorban banyak bagi pacarnya biasanya tidak lama kemudian merekaputus.
Jadi
ketika anda merasa berkorban, itu saatnya untuk menengok ke dalam. Mengevaluasi
lagi hal-hal atau orang-orang yang anda anggap bernilai. Saatnya lagi untuk
merenungkan apa yang menghalangi kebebasan anda, mungkin kebanggaan anda? mungkin
rasa malu?, mungkin perasaan kewajiban?
Setelah
membaca ini, setujukah anda bahwa dalam cinta tidak ada pengorbanan? Jika anda
menolak, mungkin anda perlu mempertimbangkan kemungkinan- kemungkinan ini:
• Anda
tidak menyadari bahwa apa yang bernilai dalam hidup anda telah berubah.
Kesadaran anda masih kesadaran masa lalu, namun realitas telah berubah.
• Anda
menyadari bahwa apa yang bernilai dalam hidup anda telah berubah, namun anda
malu mengakuinya.
• Anda menyadari bahwa apa yang bernilai dalam
hidup anda telah berubah, namun anda takut mengakuinya. Anda takut untuk
menerima konsekwensinya. Misalnya: “apa kata orang jika orang tahu bahwa
pacarku tidak lagi bernilai di mataku”
• Tekanan
sekitar begitu kuat sehingga anda tidak berani untuk memilih hal yang paling
bernilai dalam hidup anda.
• Saya
hanya menawarkan kemungkinan- kemungkinan, mungkin anda menemukan
kemungkinanlain.
*******************
Pertanyaan
berikutnya, bagaimana perasaan anda ketika seseorang berkata bahwa dia telah
banyakberkorbanbagi anda?
Kemungkinan
pertama yang tidak terlalu serius, orang tersebut sebetulnya ”berteriak” bahwa
dia ingin lebih diperhatikan, ”berteriak” bahwa apa yang telah dilakukannya
untuk kita kurang dihargai, secara singkat, dia ingin dianggap penting. Namun
orang tersebut malu mengakui keinginannya itu, karena itu ia mengatakannya
dalam bahasa ”pengorbanan”. Atau anda telah meperlakukan orang tesebut secara tidak
adil. Sering kali orang menginginkan sesuatu namun mengatakannya dengan cara
lain. Ini saatnya bagi anda untuk menengok kedalam. Mengevaluasi lagi, apakah
dia sungguh-sungguh bernilai di mata anda. Apakah ada hak-hak dia yang telah
anda langgar? Mungkin anda sering mengatakan bahwa dia penting di mata anda
namun kata-kata anda tidak tercermin dalam tindakan anda.
Kemungkinan
kedua yang lebih serius, kalau dia terus menerus mengatakan bahwa dia telah
banyak berkorban bagi anda. Mungkin anda akan marah dan tersinggung, karena
berarti secara tidak langsung seseorang itu telah mengatakan: ”sebetulnya kamu
tidak terlalu penting di mataku, ada hal-hal lain yang lebih penting bagiku,
tetapi aku ”terpaksa” berkorban demi kamu, kamu menghalangi kebebasanku untuk
mengejar hal-hal yang lebih penting tersebut”
Well
... suatu hal yang menyakitkan untuk mengetahui bahwa sebetulnya anda tidak
penting-penting amat di mata seseorang, terlebih jika seseorang itu orang yang
kita cintai, yang telah kita perhatikan bertahun-tahun. Tapi mungkin anda perlu
bertanya pada diri sendiri apakah anda berhak menuntut orang tersebut untuk
menganggap diri anda penting? Apakah seseorang tidak bebas menentukan apa yang
bernilai dan tidak bernilai bagi dirinya, termasuk penilaian orang tersebut
tentang diri anda? Apakah tidak lebih menyakitkan untuk mengetahui bahwa anda
dianggap penting oleh seseorang dengan rasa terpaksa, dengan rasa berkorban?
Mungkin anda perlu bertanya kepada diri sendiri ”inikah saatnya bagi anda untuk
”membebaskan” dia dari belenggu keterpaksaan, saatnya untuk membebaskan dia
untuk menentukan apa yang bernilai bagi dirinya sendiri?”. Pilihan ada di
tangan anda.
Renungkan
kemungkinan ini, semakin sering dan semakin besar rasa pengorbanan anda,
sebetulnya semakin sedikit cinta sejati dalam diri anda. Anda menganggap diri
anda begitu penting sehingga setiap kali anda melakukan sesuatu demi orang
lain, menyisihkan waktu dan menyingsingkan lengan bagi orang lain, anda
menganggap itu sebagai pengorbanan. Karena dalam cinta dan kebebasan tidak ada
pengorbanan.
(cerita
tetanggaku)